Nama Datar Petay berasal dari nama salah satu lingkungan di Pekon Mutar Alam adalah anak Dusun (Pemangku) Sumber Agung Desa(Pekon) Mutar Alam Kec. Waytenong Lampung Barat yang memiliki potensi alam berupa sungai yang dapat di manfaatkan sebagai wahana river tubbing dan dikelilingi perkebunan kopi, Pisang Cavendish & Janitri(Rudhraksa). Selanjutnya tepi sungai Way kabul dikelola sebagai wisata alam buatan berupa taman bunga , bahan bonsai, taman buah , kolam ikan dan kebun sayur. Dalam ADWI 2023 potensi wisata Datar Petay Land kembali mengembangkan beberapa spot wisata baru seperti Sawah terasering di kenal dengan nama sawah lebar yang dikelilingi pengairan yang jernih dan pegunungan dan mata air yang sangat jernih yang pernah dikelola sebagai sumber Air Mineral yang disebut mata air segara tuyung dengan nilai filosofi yang masih melekat. Terdapat produk kerajinan berbahan dasar biji janitri, pengolahan kopi, makanan berbahan dasar singkong & pisang. Juga terdapat tempat budidaya tanaman hias, pengolahan pupuk organik yang mengolah limbah dan sampah organik sebagai salah satu komoditas dan pengembangan pertanian organik. Terdapat tempat penjualan oleh-oleh , souvenir dan kuliner, hotel dan home stay dengan jarak yang relatif dekat, spot pemancingan umum dan bakar ikan. Masih banyak terdapat rumah-rumah tradisional penduduk yang terjaga keaslian dan nilai filosofinya. Di beberapa spot kita dapat menikmati keindahan Sun set dan sun rise.
Akses Desa Wisata Datar Petay Pekon Mutar Alam sangat mudah. Letak lokasi sangat strategis dekat dengan beberapa Desa wisata di Lampung Barat, seperti Kampung Kopi Rigis Jaya, Desa Wisata Trimulyo (Temiangan Hils), Desa Wisata Sukaraja(Mabar Jaya), Rest Area dll. Datar Petay adalah tempat yang jarang dikenal banyak orang di Kecamatan Waytenong sekalipun.
Dengan mengikuti Anugerah Desa Wisata, harapan kami Nama Datar Petay Pekon Mutar Alam akan dikenal oleh banyak orang di Indonesia bahkan di dunia, mengingat tempat tersebut menyimpan banyak jejak kehidupan dari masa megaliticum, masa Hindu-Budha dan Islam yang belum tergali aspek sejarahnya. Budaya dari beberapa suku seperti Jawa, Sunda dan Semendo ikut memberi nuansa di Desa ini. Harapan kami di tempat ini terus menjadi Desa Wisata Binaan Kemenparekraft yang sekaligus dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata holistik dan pusat pendidikan sekolah alam & pesantren alam di masa mendatang, untuk membekali para pemuda dan masyarakat luas dengan ilmu agama dan kecakapan hidup abad 21